MASUK IKLAN ANDA (FREE IKLAN SETIAP 5 JAM)

Klik Saja

Monday, August 31, 2009

bayangkan...bagaimana kasih sayang ALLAH

Daripada Umar bin Al-Khaththab r.a., katanya:

Kepada Rasulullah s.a.w. disampaikan tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang
wanita dari tawanan itu berjalan menemukan seorang anak yang juga termasuk dalam
kelompok tawanan tadi. Wanita itu lalu mengambil anak tersebut lalu
diletakkannya pada perutnya, kemudian disusuinya.

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah engkau semua dapat menduga bahawa
wanita ini akan sampai hati meletakkan anaknya dalam api?"

Kami (para sahabat) menjawab: "Tidak" demi Allah (maksudnya wanita yang begitu
sayang pada anaknya, tidak mungkin akan sampai meletakkan anaknya dalam api)

Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Nescayalah Allah itu lebih kasih sayang
kepada sekalian hamba-hambaNya daripada kasih sayangnya wanita ini kepada
anaknya."

(Muttafaq 'alaih)

fadhilat ramadhan

Alhamdulillah. Segala puji-pujian hanya layak untuk Allah s.w.t. sahaja. Salam dan selawat ke atas junjungan besar Nabi Muhammad s.a..w. serta keluarganya.

Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. telah bersabda :

' Umatku telah diberikan dalam Ramadhan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada mana-mana umat pun sebelum mereka.
1. Bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi.
2. Ikan-ikan di laut akan beristighfar untuk mereka sehingga mereka berbuka.
3. Setiap hari Allah s.a.w. akan menghiaskan syurga-Nya dan berkata " Telah hampir masanya hamba-hamba- Ku yang soleh akan dilepaskan dari beban-beban dan mereka akan datang kepadamu."
4. Dirantaikan syaitan-syaitan yang jahat di dalam Ramadhan dan mereka tidak akan dapat berbuat sesuatu dalam Ramadhan ini apa yang biasa diperbuat oleh mereka pada bulan yang lain.
5. Mereka akan diampunkan pada malam terakhir Ramadhan. Ditanyakan kepada Rasulullah ' Adakah ia Lailatul-Qadr? '. Baginda menjawab ' Tidak! Namun seorang pekerja akan diberikan ganjarannya apabila dia telah menyelesaikan kerjanya.'

Huraian Ringkas.

Keistimewaan keempat ialah penangkapan syaitan-syaitan yang sangat jahat yang kerananya kekuatan dorongan maksiat akan berkurangan. Disebabkan mencurah-curahnya rahmat dan banyaknya ibadat yang dilakukan dalam bulan Ramadhan, sepatutnya syaitan akan berusaha sedaya upaya dan sekeras mungkin untuk menyesatkan sehingga maksiat juga akan bertambah pada bulan ini tanpa had lagi. Namun demikian di sebalik itu semua apa yang dapat kita saksikan dan dapat dipastikan secara keseluruhannya ialah perlakuan dosa akan sangat berkurangan. Berapa ramai kaki arak yang tidak lagi minum arak semata-mata bulan Ramadhan dan demikian juga dosa-dosa lain. Perlakuannya secara terbuka akan berkurangan. Walaupun demikian, perlakuan-perlakuan dosa masih wujud. Maka tidak peliklah kalau dosa-dosa itu dilakukan kesan dari syaitan-syaitan biasa.

Kesan itu juga adalah hasil daripada sifat yang ada pada nafsu ' amarah bi suk ' yang jahat. Ianya masih tidak dapat dikawal oleh seseorang insan yang terlalu sebati hidupnya bersama nafsu itu. Sabda Rasululullah s.a.w.; ( Terjemahan )

' Apabila seseorang itu melakukan satu-satu dosa maka setitik hitam akan melekat dihatinya. Jika dia benar-benar bertaubat maka titik itu akan hilang. Jika tidak, ia akan terus kekal. Apabila dia melakukan dosa untuk kali yang kedua maka titik kedua akan melekat dan seterusnya sehingga seluruh hatinya akan menjadi hitam. Kemudian perbuatan yang baik tidak lagi akan masuk ke dalam hatinya.'

Allah s.w.t. telah berfirman : ( Terjemahan )
" Sebenarnya! ( ayat-ayat Kami itu tidak ada cacatnya) bahkan mata hati mereka telah diselaputi kekotoran ." ( Al-Mutaffifin : 14 )

Maka bulan Ramadhan ini sepatutnyalah kita semua mempertingkatkan keimanan kita dan banyak-banyak bertaubat semoga Allah s.w.t. akan menerima amal ibadat kita dan dimasukkan kita ke dalam syurga yang mana seperti hadis ini, iaitu syurga-syurga yang dihiaskan oleh-Nya. Ini adalah kerana Allah s.w.t. menerima kita sebagai hamba-hamba- Nya yang mukhlis.

Abu Hurairah - Otaknya Gudang Pengetahuan

Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam
Semenjak ia menganut Islam tak ada yang memberatkan dan menekan perasaan Abu Hurairah dari berbagai persoalan hidupnya ini, kecuali satu masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata. Masalah itu ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk Islam. Bukan hanya sampai di sana saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya dengan menjelek-jelekkan Rasulullah di depannya.
Pada suatu hari ibunya itu kembali mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi Abu Hurairah tentang Rasulullah saw, hingga ia tak dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi ke mesjid Rasul. Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita kejadian itu sebagai berikut:

Sambil menangis aku datang kepada Rasulullah, lalu kataku: --''Ya Rasulallah, aku telah meminta ibuku masuk Islam, Ajaranku itu ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya masuk Islam. Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai terhadap diri Anda. Karenanya mohon anda do'akan kepada Allah kiranya ibuku itu ditunjuki-Nya kepada Islam.."
Maka Rasulullah saw berdo'a: "Ya Allah tunjukilah ibu Abu Hurairah!"

Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk menyampaikan kabar gembira tentang do'a Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka pintu, kudapati pintu itu terkunci. Dari luar kedengaran bunyi gemercik air, dan suara ibu memanggilku: "Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu!"
Di waktu ibu keluar ia memakai baju kurungnya, dan membalutkan selendangnya sambil mengucapkan: "Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuluh."

Aku pun segera berlari menemui Rasulullah saw sambil menangis karena gembira, sebagaimana dahulu aku menangis karena berduka, dan kataku padanya: "Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah, bahwa Allah telah mengabulkan do'a anda, Allah telah menunjuki ibuku ke dalam Islam." Kemudian kataku pula: "Ya Rasulallah, mohon anda do'akan kepada Allah, agar aku dan ibuku dikasihi oleh orang-orang Mu'min, baik laki-laki maupun perempuan!" Maka Rasul berdo'a: "Ya Allah, mohon engkau jadikan hambu-Mu ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang Mumin, laki-laki dan perempuan!"


Akrab Dengan Kemiskinan
Karena keinginannya memusatkan perhatian untuk menyertai Rasul saw ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang diderita orang lain. Dan pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa lapar telah menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya ke perutnya dan ditekannya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu terjatuhlah ia di mesjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga sebagian sahabat menyangkanya ayan, padahal sama sekali bukan!
Suatu kali, dengan masih mengikatkan batu ke perutnya, dia duduk di pinggir jalan, tempat orang biasanya berlalu lalang. Dilihatnya Abu Bakr melintas. Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya begitu supaya dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu Hurairah. Tapi Abu Bakr cuma membacakan ayat, lantas berlalu.
Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat Al-Quran," kata Abu Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan karena Umar berbuat hal yang sama.
Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau tahu apa isi hati saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat," tutur Abu Hurairah.
"Ya Aba Hurairah!" panggil Nabi.
"Labbaik, ya Rasulullah!"
"Ikutlah aku!"
Beliau mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di dalam rumah didapati sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah. Beliau diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu.
"Ya Aba Hurairah!"
"Labbaik, Ya Rasulullah!"
"Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu tadi lalu dibagikan kepada ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di pondokan masjid.
Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan terhadap Masjid Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi. Abu Hurairah terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut mengangkat batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan kehidupan akhirat."
Dari Buruh Menjadi Majikan
Abu Hurairah sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia memilih dipukul Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan yang enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya.

Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang dicintai Nabi, ia ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan Husain, karena melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu.
Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah dan masyarakat Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah seorang papa, boleh dibilang tuna wisma, salah seorang majikannya yang lumayan kaya menikahkan putrinya, Bisrah binti Gazwan, dengan lelaki itu. Ini menunjukkan betapa Islam telah mengubah persepsi orang dari membedakan kelas kepada persamaan. Abu Hurairah dipandang mulia karena kealiman dan kesalihannya. Perilaku islami telah memuliakannya, lebih dari kemuliaan pada masa jahiliah yang memandang kebangsawanan dan kekayaan sebagai ukuran kemuliaan.

Sejak menikah, Abu Hurairah membagi malamnya atas tiga bagian: untuk membaca Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hadis. Ia dan keluarganya meskipun kemudian menjadi orang berada tetap hidup sederhana. Ia suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan menyedekahkan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantuny a.
Tugas penting pernah diembannya dari Rasulullah. Yaitu ketika ia bersama Al-Ala ibn Abdillah Al-Hadrami diutus berdakwah ke Bahrain. Belakangan, ia juga bersama Quddamah diutus menarik jizyah (pajak) ke Bahrain, sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi.


Abu Hurairah, Amir Bahrain
Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli ibadah dan seorang mujahid, tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak pula dari ibadat. Di zaman Umar bin Khatthab ia diangkat sebagai Amir untuk daerah Bahrain, sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya. Apabila ia mengangkat seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu meninggalkan jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua pasang pakaian juga. malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu pasang saja! Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia takkan luput dari interogasi Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan halal yang dibolehkan syara'! Suatu dunia lain, yang diisi oleh Umar dengan hal-hal luar biasa dan mengagumkan. Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku jabatan sebagai kepala daerah Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal. Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya datang ke Madinah. Dan mari kita dengarkan Abu Hurairah, memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung antaranya dengan Amirul Mu'minin Umar: -- Kata Umar: - "Hai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?' Jawabku; "Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya, hanya aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah!'- Dari mana kau peroleh sepuluh ribu itu? -- Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan. Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)!
Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu kepada Umar, kemudian ia mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdo'a: "Ya Allah, ampunilah Amirul Mu'minin."

Tak selang beberapa lamanya. Umar memanggil Abu Hurairah kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru. Tapi ditolaknya dan dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya. Kata Umar kepadanya: -- "Kenapa, apa sebabnya?"
Abu Hurairah mengemukakan lima alasan, "Agar kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak dipukul, aku takut menghukum tanpa ilmu, dan bicara tanpa belas kasih!" Ia memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya.

Tatkala kediaman Amirul Mukminin Ustman ibn Affan dikepung pemberontak, dalam peristiwa yang dikenal sebagai al-fitnatul kubra (bencana besar), Abu Hurairah bersama 700 orang Muhajirin dan Anshar tampil mengawal rumah tersebut. Meski dalam posisi siap tempur, Khalifah melarang pengikut setianya itu memerangi kaum pemberontak.
Pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah ditawari menjadi gubernur di Madinah. Ia menolak. Ketika terjadi pertemuan antara Khalifah Ali dan lawannya, Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia bersikap netral dan menghindari fitnah. Sampai kemudian Muawiyah berkuasa, Abu Hurairah bersedia menjadi gubernur di Madinah. Tapi versi lain mengatakan, Marwan ibn Hakamlah yang menunjuk Abu Hurairah sebagai pembantunya di kantor gebernuran Madinah.


Akhir Hayat Abu Hurairah
Pada suatu hari sangatlah rindu Abu Hurairah hendak bertemu dengan Allah. Selagi orang-orang yang mengunjunginya mendo'akannya cepat sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohon kepada Allah dengan berkata: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat rindu hendak bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau pun demikian!" Di Kota Penuh Cahaya (Al-Madinatul Munawwarah), ia mengembuskan nafas terakhir pada 57 atau 58 H. (676-678 M.) dalam usia 78 tahun. Meninggalkan warisan yang sangat berharga, yakni hadis-hadis Nabi, bak butiran-butiran ratna mutu manikam, yang jumlahnya 5.374 hadis.

Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni pandam pekuburan Baqi', di tempat yang beroleh berkah, di sanalah jasadnya dibaringkan! Dan sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya kembali dari pekuburan, mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca Hadits yang disampaikan Abu Hurairah kepada mereka dari Rasul yang mulia.

Puasa sempurna jika jaga mulut

IBADAT puasa yang sedang dilalui umat Islam sekarang akan lebih sempurna apabila orang mukmin semakin berhati-hati menjaga mulut ketika berkata, menjaga mata dan telinga ketika melihat dan mendengar.

Ramai yang bimbang puasa mereka tidak diterima.

Sabda Rasulullah saw bermaksud: “Ramai yang berpuasa tetapi tidak memperoleh apa-apa selain lapar dan dahaga.”

Daripada Anas meriwayatkan bahawa Rasulullah ada bersabda yang bermaksud: “Lima perkara menghapus pahala puasa ialah berdusta, mengumpat, mengadu, membuat sumpah palsu dan melihat wanita bukan muhrim dengan nafsu syahwat."

Daripada Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi Muhammad bersabda yang bermaksud: “Puasa ialah benteng dan janganlah berkata perkara keji dan jangan bertekak seperti orang bodoh.

“Jika seseorang menentang dan memakimu maka hendaklah kamu berkata:”Sesungguhnya aku sedang berpuasa (ucap dua kali).”

Puasa adalah perisai yang menghalang atau memelihara kita daripada melakukan perbuatan maksiat dan mungkar.




Oleh itu, kita perlu memelihara seluruh anggota sama ada lahir dan batin.

Mulut dipelihara daripada menyebut perkara haram, seperti mengumpat, memfitnah dan mengata, manakala telinga dipelihara daripada mendengar perkataan yang dilarang.

Setiap yang haram diucapkan, haram pula didengar.

Firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 42 bermaksud: “Mereka yang suka mendengar perkara dusta adalah mereka yang makan makanan yang haram.”

Sebagai bulan berkat, adalah lebih baik bagi orang yang berpuasa mengerjakan amalan baik sebanyak mungkin, seperti bersedekah dan membaca ayat suci al-Quran serta sembahyang sunat pada malam Ramadan.

Monday, August 24, 2009

Kewajipan patuhi amar makruf nahi mungkar

ALLAH SWT mencipta manusia dengan sebaik-baik kejadian berbanding makhluk lain. Justeru, manusia dianugerahkan dengan pelbagai keistimewaan yang seterusnya mengangkat mereka sebagai khalifah Allah SWT yang mentadbir dunia ini.
 
Oleh itu, manusia terutama umat Islam ditaklifkan Allah SWT untuk menjunjung segala perintah-Nya sama ada berupa suruhan mahupun larangan. Antaranya ialah solat, zakat, puasa dan haji serta amalan amar makruf nahi mungkar.
 
Ungkapan amar makruf nahi mungkar sering kali diulang-ulang di helaian al-Quran bagi membuktikan betapa penting dan tingginya amalan itu.
 
Malah, yang lebih menariknya ialah amalan amar makruf nahi mungkar adalah antara ciri utama sebagai umat yang terbaik. Ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang bermaksud: “Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji) serta kamu pula beriman kepada Allah SWT (dengan sebenar-benar iman).”– (Surah Ali Imran, ayat 110)
 
Bertitik tolak dari sini, umat Islam wajib menginsafi bahawa mereka sebenarnya bertanggungjawab untuk melaksanakan kewajipan amar makruf nahi mungkar dalam konteks kehidupan seharian, selain menunaikan amalan fardu seperti solat, zakat, puasa dan haji.
 
Tambahan pula, konsep amar makruf nahi mungkar ini sebenarnya pendekatan bagi menyelesaikan segala kemelut atau gejala sosial yang melanda sesuatu masyarakat. Dengan wujudnya kesedaran masyarakat Islam dalam melaksanakan amar makruf nahi mungkar pasti akan menghasilkan satu komuniti harmoni dan sejahtera. Sejarah membuktikan bahawa antara punca kejatuhan dan kelemahan sesebuah kerajaan atau bangsa kerana berleluasanya maksiat atau penyakit masyarakat seperti rasuah dan kezaliman.
 
Sehubungan itu, Allah SWT menegaskan akibat yang menimpa umat terdahulu kerana kelalaian mereka menegakkan kewajiban amar makruf nahi mungkar ini.
 
Firman Allah SWT bermaksud: “Dan jagalah diri kamu daripada (berlakunya) dosa (yang membawa bala bencana) yang bukan saja akan menimpa orang yang zalim di antara kamu secara khusus (tetapi akan menimpa kamu secara umum). Dan ketahuilah bahawa Allah SWT Maha berat azab seksanya.” (Surah al-Anfal, ayat 25)
 
Jelas daripada inti pati ayat suci itu bahawa perbuatan membiarkan saja maksiat berleluasa dalam masyarakat akan membawa bala bencana yang bukan saja menimpa orang berdosa, malah masyarakat keseluruhannya. Oleh itu, setiap Muslim bukan saja diwajibkan menjauhi dirinya daripada perbuatan dilarang Allah SWT, malah wajib mencegah perbuatan terlarang itu daripada merebak dalam masyarakatnya.
 
Kisah kebinasaan kaum Bani Israel cukup menjadi pengajaran kepada umat Islam terhadap pentingnya amar makruf nahi mungkar dijulang dan ditegakkan bagi memastikan kelangsungan kehidupan manusia di bumi ini. Kisah mereka dirakam Allah SWT dalam surah al-Maidah, ayat 78-79 yang bermaksud: “Orang kafir Yahudi dari Bani Israel dilaknat (dalam kitab Zabur dan Injil) melalui lidah Nabi Daud dan Nabi Isa ibni Mariam. Yang demikian itu disebabkan mereka menderhaka dan selalu menceroboh. Mereka sentiasa tidak berlarang-larangan (sesama sendiri) daripada perbuatan mungkar (derhaka dan ceroboh) yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya amatlah buruknya apa yang mereka lakukan.”
 
Lanjutan itu, Rasulullah saw memberikan panduan kepada umat Islam mengenai adab mencegah kemungkaran apabila dilihat berlaku dalam kehidupan seharian. Sabda Baginda bermaksud: “Sesiapa daripada kamu yang ternampak kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya atau mencegahnya dengan tangannya (kuasanya). Sekiranya dia tidak mampu dengan tangannya, maka hendaklah dia mengubahnya (mencegahnya) juga dengan lidahnya. Jika dia tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” – (Riwayat Muslim)
 
Dalam al-Quran, Allah SWT menjelaskan dengan terang mengenai perkara yang dihalal dan diharamkan kepada umat Islam. Oleh itu, amar makruf nahi mungkar wajib dilaksanakan selaras dengan apa yang terkandung dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Contohnya, kalau Allah SWT mengharamkan judi, riba, arak, kezaliman, fitnah memfitnah dan sebagainya, maka janganlah dibiarkan amalan itu dilakukan dan seterusnya merebak dalam masyarakat Islam. Ini kerana ia jelas larangan Allah SWT. Ringkasnya, apa saja perbuatan ditegah Islam adalah wajib dihalang dan dicegah agar tidak merebak dalam sesebuah masyarakat.
 
Sebaliknya, amar makruf pula lebih menjurus kepada menyeru umat Islam agar kembali kepada Islam secara keseluruhannya. Firman Allah bermaksud: “Wahai orang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam (dengan mematuhi) segala hukumnya; dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata.” – (Surah al-Baqarah, ayat 208)
 
Dari sini, jelas bahawa amar makruf mempunyai pengertian luas merangkumi seluruh ruang lingkup kehidupan manusia. Menyeru manusia agar berakhlak mulia, berilmu dalam segala disiplin ilmu sama ada duniawi mahupun ukhrawi dan kembali kepada Islam termasuk dalam skop pengertian amar makruf. Begitu juga menyeru manusia ke arah perpaduan dan kesatuan ummah, menegakkan keadilan sosial, memerangi kemiskinan dan perjuangan menegakkan Islam termasuk dalam erti kata amar makruf. Pendek kata, perjuangan ke arah kebaikan dan kesejahteraan ummah sejagat menurut landasan Islam termasuk dalam pengertian amar makruf.
 
Meninjau senario umat Islam mutakhir ini, setiap umat Islam bertanggungjawab melaksanakan amar makruf nahi mungkar berdasarkan kemampuan dan kuasa yang ada pada mereka. Contohnya, ibu bapa bertanggungjawab terhadap anak dalam pemeliharaannya. Anak mereka wajib diasuh dengan tarbiah Islamiah agar menjadi anak soleh dan bermanfaat kepada masyarakat Islam. Sebaliknya, kalau anak mereka melakukan sesuatu bercanggah dengan nilai Islam dan norma masyarakat, maka ibu bapa bertanggungjawab untuk menegur anak mereka dan memelihara mereka daripada terjebak ke lembah larangan Allah SWT. Andainya tanggungjawab ini diabaikan, pasti harapan untuk membina institusi rumah tangga yang bahagia dan harmoni tidak akan tercapai.
 
Seterusnya, setiap anggota masyarakat bertanggungjawab menyemarakkan amar makruf nahi mungkar dalam konteks kemasyarakatan. Setiap orang sewajarnya berusaha ke arah menghidupkan sebuah masyarakat bertolak ansur, bersatu padu dan bekerjasama dalam segala lapangan hidup. Tidak ketinggalan, setiap orang wajib berwaspada terhadap sebarang unsur atau gejala negatif yang cuba meruntuhkan kerukunan dan kesejahteraan yang mengiringi hidup mereka.
 
Manakala bagi pihak kerajaan pula, dengan kekuasaan yang ada pada mereka boleh menguatkuasakan akta, enakmen atau undang-undang bagi memastikan amar makruf nahi mungkar dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
 
Dengan pembabitan semua pihak dalam menjayakan amar makruf nahi mungkar, kerahmatan Ilahi juga yang akan menjelma memayungi kehidupan ummah sejagat.
 
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman bermaksud: “Dan orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sesetengahnya menjadi penolong bagi sesetengahnya yang lain; mereka menyuruh berbuat kebaikan dan melarang daripada berbuat kejahatan; dan mereka mendirikan solat dan memberi zakat serta taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itulah akan diberi rahmat oleh Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” – (Surah at-Taubah, ayat 71)

Empat punca hidup manusia tidak tenteram

Empat punca hidup manusia tidak tenteram


SEKUMPULAN bekas pelajar sebuah universiti berkumpul menziarahi bekas pensyarah mereka.. Pensyarah itu amat gembira menerima kedatangan bekas pelajar yang berjaya dalam jurusan dan kehidupan masing-masing. Mereka bertanya khabar dengan penuh mesra dan terus terang. Perbincangan berlanjutan sehingga menyangkut kepada permasalahan berbentuk peribadi. Ada yang mengeluh, mengadu dan meluahkan perasaan yang tertekan dengan pelbagai permasalahan, tekanan hidup berkeluarga, dengan rakan di tempat kerja serta masyarakat sekeliling.

Pensyarah itu hanya tersenyum dan terus menuju ke dapur untuk mengambil cawan pelbagai bentuk dan warna. Ada yang dibuat daripada tembikar, kaca dan plastik. Ada yang cantik, penuh hiasan, kelihatan mahal dan ada yang biasa saja dan murah. Pensyarah itu menjemput semua bekas anak murid itu minum menggunakan cawan pilihan mereka.

 
Apabila semua bekas pelajar itu mengambil cawan yang terisi air, dia pun berkata: "
Jika kamu perhatikan, semua cawan yang cantik dan mahal itu diambil, yang tinggal hanya cawan yang biasa-biasa dan murah! "Begitulah lumrahnya kita hanya akan memilih yang terbaik (menurut pandangan luaran), sebenarnya itulah punca masalah dan tekanan hidup yang kita semua hadapi!"

Apa yang kita perlukan sebenarnya adalah
air, bukan cawan itu, tetapi kita secara tidak sedar memilih cawan yang cantik saja! Demikianlah kehidupan ini – ibarat air. Kerjaya, wang ringgit dan kedudukan dalam masyarakat semuanya umpama cawan yang beraneka warna itu. Semua itu adalah alat atau pemudah cara untuk meneruskan hidup tetapi kualiti hidup tidak berubah. Jika kita hanya menumpukan perhatian kepada cawan, kita tidak ada masa untuk menghargai, merasakan dan menikmati air itu!

Apa yang pensyarah itu katakan bertepatan dengan apa yang al- Quran bentangkan mengenai jiwa manusia yang selalu berkeluh kesah dan tidak pernah rasa cukup. Pelbagai permasalahan kita berpunca daripada empat perkara:


# Kita hanya memandang dan menginginkan apa yang ada pada tangan orang lain.. Kita tidak nampak atau lupakan nikmat di dalam genggaman kita. Walhal, Allah telah berikan kepada kita. Oleh itu kita tidak rasakan 'keseronokan' atau terasa nikmat dengan pemberian itu.

# Kita terlalu banyak 'komplen' dan komen (mengadu) dan mengeluh serta menyalahkan keadaan sehingga kepada permasalahan sekecil-kecilnya dalam kehidupan dunia ini. Tetapi, kita sering lupa kesusahan dan penderitaan sebenar yang bakal kita hadapi di akhirat kelak.

# Kita terlalu mengejar kemewahan, kemegahan dan glamor kehidupan sehingga melupakan tujuan hidup kita sebenarnya. Inilah sebenar ujian hidup yang kadang kala kita rasakan amat memeritkan untuk dihindari, pada hal kita tahu ganjarannya adalah syurga daripada Allah.

# Kita selalu menganggap kehidupan di dunia ini untuk hidup selama-lamanya. Oleh itu, kita menghabiskan seluruh sumber dalam diri semata-mata untuk membina pengaruh, mengumpul harta dan kemasyhuran diri seolah-olah 'kematian' itu untuk orang lain, bukan untuk kita. Kita lupa semua kejadian akan mati dan walhal akhirat adalah kehidupan abadi.

Oleh itu, dari sekarang kita hentikan perangai suka komplen, komen dan berkeluh kesah. Kita hargailah kehidupan ini. Kita jalani kehidupan sebagai khalifah Allah, melakukan yang makruf, melarang perkara yang mungkar. Kita syukuri nikmat yang ada dan panjangkan nikmat ini kepada orang lain dengan memberikan khidmat menolong dan memudahkan kehidupan orang lain.

Pernah suatu ketika Saidina Ali ditanya oleh seorang lelaki: "Jika diberikan pilihan, mana satukah yang kamu pilih?, kehidupan di dunia atau mati? Jawapan baginda memeranjatkan lelaki itu: "
Saya akan pilih kehidupan di dunia, melalui perjuangan dalam kehidupan ini, saya mendapat bekalan untuk mencapai keredaan Allah di akhirat kelak."

Moga seluruh perjalanan hidup kita diredhai dan dirahmati oleh Allah.
Apa guna hidup seorang hamba tanpa keredhaan penciptaNYA.

Khutbah Rasulullah SAW tentang Dajjal

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: "Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: "Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin. Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.
 
 
"Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Irak. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.
 
"Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.
 
Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas. Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.
 
"Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: "Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?" Orang Arab itu akan berkata: "Tentu." Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: "Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu." di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: "Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula. Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: "Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah." Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga."
 
Kata Rasulullah s.a.w lagi: "Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak me-ngakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.
 
"Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.
 
"Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.
 
Dalam hadis yang lain, "di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu, Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur."
 
Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai."
Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: "Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu.
 
Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi."
Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan: "Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya: "Mengapa menangis?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut mendengarnya. " Rasulullah s.a.w berkata: "Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat."
Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama. Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa."
 
Ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu, apakah boleh kami solat lima waktu juga?" Rasulullah s.a.w menjawab: "Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu."
Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: "Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?" Katanya sambil ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.
Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada manusia: "Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?" Mereka semua menjawab: "Ya, kami ingin." Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.
 
Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: "Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat puluh. Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT mengutus Isa bin Maryam yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas'ud dan kemudian membunuh Dajjal itu."
 
Dan menurut ceritanya setelah munculnya Dajjal hampir semua penduduk dunia menjadi kafir, yakni beriman kepada Dajjal. Menurut ceritanya orang yang tetap dalam iman hanya tinggal 12,000 lelaki dan 7,000 kaum wanita.
 
Wallahu A'lam.
 
"Sesungguhnya hanya Allah lebih Mengetahui RahsiaNya.."

KISAH DAJJAL DAN HADIS

Persoalan tentang al-ghaibiyyah, iaitu persoalan alam ghaib yang hanya didengar melalui dalil-dalil… namun, hakikatnya hanya Allah sahaja yang mengetahuinya.
Antara perkara berbentuk al-ghaibiyyah ialah kapal nabi Nuh, tongkat Nabi Musa, syurga, neraka dll. Kita tidak digalakkan untuk memperincikan bangaimana bentuknya, bila berlaku, adakah berjasad atau tidak serta seumpamanya. Begitu juga dajjal yang termasuk dalam persoalan al-ghaibiyyah.
Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami.. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin. Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.
“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Iraq. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.
“Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis ‘kafir’, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.
“Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, iaitu panas. Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.
“Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: “Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.” Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu.”
“Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, iaitu dia bunuh dan dia belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula. Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: “Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah.” Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.”
Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak mengakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.
“Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.
“Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah..”
Dalam hadis yang lain, “di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu, Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur.”
Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai..”
Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: “Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah.. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi.”
Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan: “Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya: “Mengapa menangis?” Saya menjawab: “Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut mendengarnya.” Rasulullah s.a.w berkata: “Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat.”
Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama. Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa.”
Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu, apakah boleh kami solat lima waktu juga?” Rasulullah s.a.w menjawab: “Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu.”
Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: “Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?” Katanya sambil ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.
Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada manusia: “Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?” Mereka semua menjawab: “Ya, kami ingin.” Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.
Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat puluh. Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas’ud dan kemudian membunuh Dajjal itu.”

Sunday, August 23, 2009

siksaan paling ringan

Dari an-Nu'man bin Basyir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda:

"Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat itu adalah
seseorang yang di bahagian bawah kedua kakinya diletakkan dua buah bara api yang
dengannya itu mendidihlah otaknya. Orang itu tidak percaya bahawa ada orang yang
mendapat siksaan yang lebih teruk daripada dirinya, padahal dialah yang teringan
sekali siksanya."

(Muttafaq 'alaih)

3 dalam satu

DARI Zaid bin Abu Habib yang sanadnya sehingga Urwah yang memberitahu kepadanya daripada Aisyah, katanya: "Kaum Quraisy dulu sama berpuasa pada Hari Asyura, iaitu pada zaman jahiliah, kemudian Rasulullah SAW memerintah sahabatnya berpuasa. Ia berjalan sehingga datangnya kewajipan berpuasa dalam bulan Ramadan. Sejak itu Rasulullah SAW bersabda," Sesiapa yang suka hendaklah berpuasa pada Hari Assyura dan sesiapa yang suka boleh juga berbuka (tidak berpuasa sunat) pada hari itu - (Riwayat Bukhari).

HIKMAH BERDIAM DIRI ::.

Manusia berbicara setiap masa. Bicara yang baik akan membawa keselamatan dan kebaikan kpd manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan di akhirat. Di dunia akan dibenci oleh manusia lain manakala di akhirat bicara yang menyakiti hati org lain akan menyebabkan kita terseksa kekal abadi di dalam neraka Allah SWT.

Bagi mereka yg beriman, lidah yg dikurniakan oleh Allah itu tidak digunakan utk berbicara sesuka hati dan sia-sia. Sebaliknya digunakan utk mengeluarkan mutiara-mutiara yg berhikmah.

Oleh itu, DIAM adalah benteng bagi lidah manusia drp mengucapkan perkataan yang sia-sia.

Hikmah Diam

1. Sebagai ibadah tanpa bersusah payah.
2. Perhiasan tanpa berhias.
3. Kehebatan tanpa kerajaan.
4. Benteng tanpa pagar.
5. Kekayaan tanpa meminta maaf kpd orang.
6. Istirehat bagi kedua malaikat pencatat amal.
7. Menutupi segala aib.

Hadis2 Rasullulah mengenai kelebihan diam yg bermaksud:


* "Barang siapa yg banyak perkataannya, nescaya banyaklah silapnya. Barangsiapa yg banyak silapnya, nescaya banyaklah dosanya. Dan barangsiapa yg banyak dosanya,nescaya neraka lebih utama baginya". ( RW ABU NAIM )*

"Barang siapa yg beriman kpd Alah dan Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata yg baik atau diam". ( RW BUKHARI & MUSLIM )*

"Barangsiapa diam maka ia terlepas dr bahaya". ( RIWAYAT-TARMIZI )

Madah Dari Hukama:

* BANYAK DIAM TIDAK SEMESTINYA BODOH, BANYAK CAKAP TIDAK SEMESTINYA CERDIK, KRN KECERDIKAN ITU BUAH FIKIRAN, ORG CERDIK YG PENDIAM LEBIH BAIK DR ORG BODOH YG BANYAK CAKAP.

* MENASIHATI ORANG YG BERSALAH , TIDAK SALAH. YANG SALAH MEMIKIRKAN KESALAHAN ORANG..

* KALAU ORG MENGHINA KITA, BUKAN KITA TERHINA, YG SEBENARNYA ORG ITU MENGHINA DIRINYA SENDIRI.

Manusia tidak akan dapat mengalahkan syaitan kecuali dgn diam. Jalan yg terbaik ialah diam kalau kita tidak dapat bercakap! kearah perkara2 yg baik. Bicara yg baik adalah lambang hati yang baik dan bersih yang bergantung kpd kekuatan iman pada diri manusia.


Wallahualam.

AGAMA Orang berpuasa dijanjikan kemenangan dunia, akhirat

Oleh Abd Al-Razzaq A Muthalib Ahmad

"DAN berpuasa itu lebih baik bagi kamu, sekiranya kamu mengetahui" (al-Baqarah: 184). Ayat ini begitu ringkas, namun tidak sama ringkasnya pernyataan Allah ini dengan kata makhluk-Nya. Sesungguhnya puasa bukan membebankan, tetapi peluang untuk mengumpul pahala.

Puasa sebagai perisai.

Dalam hadis, Nabi SAW menganjurkan kepada mereka yang berkeinginan berkahwin tetapi tidak mampu, supaya berpuasa. Sabda Nabi SAW yang bermaksud: "Wahai pemuda! Sesiapa antara kamu yang berkemampuan kahwin, maka berkahwinlah. Ia lebih menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Sesiapa yang tidak mampu, hendaklah dia berpuasa kerana ia dapat menjadi perisai baginya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).




Dalam hadis lain pula dinyatakan puasa menjadi perisai dan penghalang kepada api neraka. Daripada Abu Said al-Khudri berkata, Rasulullah bersabda maksudnya: "Tidaklah seseorang hamba yang berpuasa satu hari pada jalan Allah, kecuali Allah menjauhkannya dengan puasa itu daripada api neraka sejarak 70 tahun perjalanan" (Riwayat Al-Bukhari & Muslim).

Puasa dapat masukkan seseorang ke syurga.

Daripada Abu Umamah ra berkata: "Aku pernah bertanya, wahai Rasulullah, tunjukkan amalan yang aku dapat masuk syurga dengannya. Nabi SAW menjawab, hendaklah engkau berpuasa, tiada lagi yang seumpamanya" . (Riwayat al-Nasai, Ibn Hibban dan al-Hakim)
Pahala tiada had.

Dua kegembiraan.

Bau mulut lebih harum daripada kasturi di sisi Allah .

Ketiga-tiga kelebihan ini dinyatakan Rasulullah dalam hadis bermaksud Daripada Abu Hurairah berkata: "Bersabda Rasulullah, Allah berfirman maksudnya: "Setiap amalan anak Adam itu baginya (pahala yang ada had), kecuali puasa kerana sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan memberikan balasannya dan puasa itu perisai dan apabila seseorang berpuasa, janganlah ia mengeluarkan kata lucah dan tidak juga bercakap kasar. Jika ada orang lain mengejinya atau ingin berkelahi dengannya, katakanlah, sesungguhnya aku berpuasa. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada haruman kasturi. Untuk orang yang berpuasa itu dua kegembiraan: ketika dia berbuka, satu kegembiraan baginya, dan tatkala dia bertemu dengan Tuhannya, dia akan gembira dengan ibadah puasanya" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Orang berpuasa menikmati dua kegembiraan iaitu dunia (menikmati juadah) dan akhirat (bertemu Allah di akhirat).

Disediakan al-Rayyan iaitu pintu syurga yang dikhaskan untuk orang berpuasa.
SETIAP Muslim perlu ikhlas dan bersungguh-sungguh melaksanakan ibadat. sebelum ditakdirkan bertemu Allah bila-bila masa saja. - Gambar hiasan
Tingkat ibadat rebut keberkatan bulan yang mulia

KEHADIRAN Ramadan begitu bermakna dalam kehidupan Muslim kerana ia menjanjikan pelbagai keistimewaan dan ganjaran berlipat ganda yang disediakan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Ramadan menuntut setiap Muslim merenung dan bermuhasabah persediaan serta amalan sebelum, ketika dan selepas Ramadan.

Muhasabah penting kerana Ramadan hanya setahun sekali, tambahan pula apakah kita yakin terus bernyawa pada Ramadan akan datang. Biarlah Ramadan kali ini kita melaksanakan yang terbaik sebelum ditakdirkan bertemu Allah pada bila-bila masa saja. Muslim yang bijaksana juga memanfaatkan keistimewaan yang terhimpun sepanjang Ramadan dengan berpuasa dan beribadat sunat.

Persediaan pertama yang wajib dilakukan ialah terhadap jasmani dan rohani kerana ibadat sepanjang Ramadan berkait dengan amalan zahir dan batin. Rasulullah membuat persediaan menyambut Ramadan dengan berpuasa sunat pada Rejab dan Syaaban.




Rejab adalah permulaan bulan yang mulia dan Mukmin bertakwa tidak melepaskan peluang memanfaatkan kelebihan bulan ini untuk melipatgandakan amalan termasuk puasa sunat sebagai persediaan menghadapi penghulu segala bulan, Ramadan. Rasulullah berdoa setiap datang Rejab bermaksud: "Ya Allah! Berkati kami pada Rejab dan Syaaban dan sampaikan kami ke bulan Ramadan."

Begitulah amalan orang Mukmin bertakwa dan beristiqamah mempersiapkan diri sama ada fizikal dan rohani. Mereka membersihkan diri dan hati sebelum menyambut Ramadan yang agung agar ia bersedia menerima cahaya, rahmat dan kurnia Allah yang tidak terhingga pada bulan penuh rahmat.

Ahli hikmat berkata: "Sesungguhnya Rejab adalah bulan memohon ampun segala dosa dan Syaaban untuk memperbaiki hati daripada kecacatan dan Ramadan untuk memberi penerangan hati, sedang malam al-Qadar untuk mendekatkan diri kepada Allah."
Muslim juga dituntut mengulang kaji persoalan mengenai puasa seperti rukun, syarat, sunat, makruh, adab, faedah, manfaat, rahsia dan hikmahnya. Kesempurnaan puasa dan penerimaannya di sisi Allah bergantung pada cara pelaksanaan ibadat berdasarkan sunah atau tidak. Mengetahui cara melakukan puasa dengan betul antara ciri ketakwaan yang ditegaskan Allah sebagai objektif utama pensyariatan ibadat puasa kepada umat Islam.

Muslim diwajibkan mengekang diri daripada kecenderungan negatif yang boleh mencacatkan kesempurnaan fadilat puasa kerana matlamat utama ibadah ini ialah menahan diri daripada nafsu duniawi kecil atau besar dan nikmat jasmani (makan, minum dan seks) atau penyakit rohani (mengumpat, dengki dan sombong).

Muslim harus memperbanyakkan amalan sunat seperti solat tarawih, witir, tahajud, tadarus al-Quran dan iktikaf. Allah menjanjikan pahala satu amalan wajib pada Ramadan menyamai 70 amalan wajib pada bulan lain dan satu amalan sunat pula menyamai satu amalan wajib pada bulan lain.

Tawaran istimewa Allah sediakan pada Ramadan wajar menjadi perangsang Muslim merebut ganjaran yang tiada pada bulan lain.
Ibadat puasa tidak patut menjadi penghalang melakukan kerja seharian ikhlas kerana Allah yang dianggap sebagai ibadat.

Ibadat diberikan Allah ganjaran berganda. Mengapa perlu disia-siakan detik berharga sepanjang Ramadan dengan tidur dan bermalas. Alangkah ruginya manusia yang tidak memanfaatkan kelebihan yang Allah janjikan sepanjang Ramadan.

racun kalbu

Mengapa menggali perigi sengsara
Mempertontokan aib saudaramu
Sombong dengan anugerah ALLAH
Mengalir air akalmu
Tertelan dibawa arus
Memasuki gerbang kejahatan

Mencapai sifat kedengkian
Diletakan disudut hati
Tercalar kalbumu
Noda-noda tersimpan
Disetiap lipatan benak

Bisakah dipulangkan
Yang tercalar lalu pecah
Luka berdarah keaiban
Terlucut harga diri
Seperti kotoran dilimbahan

Parasit dihatimu
Virus didadamu
Ketawamu bagai gas beracun
Yang pasti
Tanganmu mencapai neraka
Mulutmu menelan dosa-doasa

Nukilanrasa:
Shania 22 August 2009

p/s Menutupi aib saudaramu,
sama seperti meyembunyikan aibmu.
--


Jangan menampal dunia
dengan mengoyakkan akhirat.

Janganlah menjadi begitu masin..
sehingga orang meludahmu..
Dan janganlah pula berlaku
terlampau manis, sehingga
mereka menelan dirimu
begitu saja...

"Be a Rose which gives fragrance
even to those who crash it"

Berbuka Puasa Mengikut Sunnah


Rasulullah s.a.w telah mengajar umatnya beberapa adab yang perlu diberi perhatian ketika
berbuka puasa. Antara adab-adab itu ialah:

a. Membaca doa yang thabit daripada Nabi s.a.w.

Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa, Nabi s.a.w akan membaca: Hilanglah
segala kehausan, segala urat-urat telah basah dan semoga tetaplah beroleh pahala.
(Dzahabaz zhoma u wabtallatil ‘uruuqu wa thabatal ajru insyaallah) – Hadis riwayat Abu
Dawud, no: 2010.
Abdullah Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa bacalah: Ya Allah!
sesungguhnya aku memohon rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau
mengampunkan aku. (Allahumma inni as aluka birahmatikal lati wasi’ta kulla syai in
an taghfirali)” - Hadis riwayat Ibn Majah, no: 1743.
Di samping doa-doa di atas, kita juga boleh berdoa apa sahaja yang dihajati kerana di
antara waktu yang mustajab (makbul) untuk berdoa adalah ketika berbuka puasa. Sabda
Rasulullah s.a.w :

“Sesungguhnya doa yang tidak ditolak bagi orang berpuasa itu ialah ketika dia berbuka.”

– Hadis riwayat Ibn Majah, hadis no: 1743.

b. Menyegerakan Berbuka Puasa.

Disunnahkan juga kita menyegerakan berbuka puasa. Waktu paling afdal ialah ketika
matahari mula terbenam atau dilaungkan azan Maghrib. Utamakan berbuka dari sibuk
berzikir, membaca al-Quran atau ibadah lain kerana perintah Nabi s.a.w. Rasulullah s.a.w
bersabda:

“Manusia akan sentiasa berada di dalam kebaikan selagi mereka sentiasa menyegerakan
berbuka puasa.” – Hadis riwayat al-Bukhari. no: 1957.
Di dalam sebuah hadis qudsi, Allah S.W.T telah berfirman:

“Sebaik-baik hamba-ku menurut pandangan-Ku ialah orang yang menyegerakan berbuka
puasa.” - Hadis riwayat al-Tirmizi. no: 636.

c. Berbuka Puasa Dengan Buah Rutab, Tamar Atau Air.

Rutab adalah buah kurma yang masak dan tidak dikeringkan. Ia lembut dan manis. Tamar
pula adalah buah kurma yang telah dikeringkan sebagaimana yang banyak terjual di pasaran.
Berbuka puasa dengan buah rutab, tamar atau air merupakan sunnah Nabi s.a.w. Anas bin
Malik r.a berkata:

“Rasulullah s.a.w berbuka puasa sebelum solat (Maghrib) dengan rutab. Jika tiada
rutab, baginda akan berbuka dengan tamar dan jika tiada tamar, baginda akan meneguk
beberapa teguk air.” - Hadis riwayat Imam al-Tirmizi, no: 632.

d. Bersegera Mengerjakan Solat Maghrib.

Hadis di atas tidak menafikan bahawa Rasulullah s.a.w juga menyegerakan solat
Maghrib setelah berbuka puasa dengan rutab, tamar atau air. Namun, sekiranya makanan
malam telah terhidang disunnahkan menjamah makan malam terlebih dahulu walaupun solat
telah didirikan. Setelah selesai menikmati hidangan, bersegeralah mengerjakan solat
Maghrib. Sabda Rasulullah s.a.w:

“Apabila seseorang dihidangkan makan malam sedangkan solat (jemaah) telah
didirikan, utamakan makan malam. Janganlah seseorang itu tergopoh-gapah menghabiskan
makanan itu sehinggalah dia selesai dalam keadaan tenang.” - Hadis riwayat al-Bukhari,
no: 674.
Menurut Imam al-Nawawi r.h di dalam kitabnya Syarh Sahih Muslim, jilid 4, muka
surat 208: “Di dalam hadis-hadis tersebut dimakruhkan solat apabila terhidangnya
makanan yang hendak dimakan kerana ia boleh mengganggu hati dan menghilangkan
kesempurnaan khusyuk.”

e. Berbuka Puasa Secara Sederhana..

Firman Allah S.W.T:

“Wahai Bani Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah setiap kali kamu ingin ke tempat
ibadat (mengerjakan solat) dan makan minumlah serta janganlah kamu melampau.
Sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.” – Surah al-A’raaf : 31
Perlu diingatkan bahawa janganlah waktu berbuka puasa dijadikan medan untuk
kita melepas geram kerana sehari suntuk tidak menjamah makanan atau minuman.
Sewajarnya, ibadah puasa dijadikan medan untuk melatih jiwa seorang muslim yang
bertakwa lagi penyabar direalisasikan ketika berbuka puasa dengan memakan makanan
pada kadar yang tidak berlebihan. Sabda Nabi s.a.w:

“Anak adam itu tidak memenuhi suatu bekas yang lebih buruk daripada perutnya.
Cukuplah bagi anak adam itu beberapa suap yang dapat meluruskan tulang belakangnya
(memberi kekuatan kepadanya). Sekiranya tidak mustahail (boleh dilakukan), suaplah
satu pertiga untuk makanan, satu pertiga untuk minuman dan satu pertiga untuk pernafasan.”

- Hadis riwayat al-Tirmizi no: 2302.

f. Menjamu Makanan Untuk Berbuka Bagi Orang Berpuasa.

Sesungguhnya Islam menganjurkan umatnya mengadakan majlis berbuka puasa untuk
menjamu makan bagi mereka yang berpuasa. Firman Allah S.W.T:

“Mereka juga memberi makan sebarang makanan yang dihajati dan disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan (sambil berkata dengan lidah atau hati):
Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu semata-mata kerana Allah dan kami
langsung tidak inginkan sebarang balasan daripada kamu atau ucapan terima kasih.”
-Surah al-Insaan: 8-9.
Menjamu makan untuk berbuka puasa telah dijanjikan dengan ganjaran pahala yang
begitu besar. Semakin ramai jumlah orang yang dijamu makan, semakin tinggilah jumlah
gandaan pahalanya. Sabda baginda s.a.w:

“Sesiapa yang menjamu makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, pahalanya
sama seperti pahala orang yang berpuasa, iaitu pahala orang yang berpuasa yang tidak
dikurangkan walau sedikit.” - Hadis riwayat al-Tirmizi no: 735..